Cara Menyikapi nilai yang jeblok

|| || || Leave a komentar


Ini Postingan saya yang baru nih gan, buat yang bermasalah dengan nilai boleh dicoba tips dan trik ini. Dan jangan lupa berdoa kepada Allah SWT ya guys.
Pertama-tama, bacalah ini pelan-pelan:

  • Di sekolah, ketika matematika Anda dapat nilai merah dan olahraga Anda dapat nilai tinggi, kira-kira mata pelajaran mana yang di-les-kan? Yang merah!
  • Di kampus, ketika akunting Anda dapat nilai D dan pemasaran Anda dapat nilai A, kira-kira mata kuliah mana yang diulang? Yang D, yang jeblok!
Bayangkan, kemungkinan besar Anda tidak berminat dan tidak berbakat di bidang atau mata pelajaran yang nilainya D. Kemungkinan besar Anda tidak akan menekuninya dan kelak tidak akan menjadikannya sebagai sumber nafkah. Lha, sudah tahu begitu, kok malah diulang-ulang? Itu bukan saja membuat kesal, tapi juga menghabiskan waktu!
Bagaimana dengan bidang atau mata pelajaran yang nilainya A? Kemungkinan besar, inilah minat dan bakat Anda. Kemungkinan besar, Anda akan menekuninya dan kelak menjadikannya sebagai sumber nafkah. Celakanya, sudah tahu begitu, kok malah tidak diulang? Padahal kalau diulang, itu akan membuat Anda semakin ahli! Iya tho?
Misalnya, ada orang yang sudah tiga kali menjajal bisnis makanan dan gagal terus. Nah, suatu saat, ia mencoba bisnis pendidikan dan langsung berhasil. Lalu, ia mengembangkan bisnis pendidikan tersebut dan selalu berhasil. Kemungkinan besar, ini adalah minat dan bakatnya. Kemungkinan besar, ini cocok pula untuk dijadikan sumber nafkahnya.
Pertanyaannya, ke depan sebaiknya dia ‘mengulang’ bisnis makanan dan bisnis pendidikan? Bisnis yang terbukti ia bernilai D atau bisnis yang teruji ia bernilai A? Orang waras akan menjawab, yah tentu saja, bisnis yang teruji ia bernilai A, yaitu bisnis pendidikan. Dan menariknya, itu akan membuatnya semakin ahli, semakin kaya, dan ujung-ujungnya semakin bahagia.
Lantas, bagaimana kalau ternyata dia dihadapkan dengan peluang emas di bisnis makanan, sementara di bisnis ini sudah terbukti ia bernilai D? Itu sih gampang, ajak saja atau bermitralah dengan si ahli yang teruji bernilai A di bisnis makanan. Ngapain ia repot-repot belajar untuk mendapatkan nilai A? Ngapain ia memaksakan diri belajar dari nol?
/[ 0 komentar Untuk Artikel Cara Menyikapi nilai yang jeblok]\