Ini Postingan saya yang baru nih
gan, buat yang bermasalah dengan nilai boleh dicoba tips dan trik ini. Dan
jangan lupa berdoa kepada Allah SWT ya guys.
Pertama-tama, bacalah ini
pelan-pelan:
- Di sekolah, ketika matematika Anda dapat nilai merah dan olahraga Anda dapat nilai tinggi, kira-kira mata pelajaran mana yang di-les-kan? Yang merah!
- Di kampus, ketika akunting Anda dapat nilai D dan pemasaran Anda dapat nilai A, kira-kira mata kuliah mana yang diulang? Yang D, yang jeblok!
Bayangkan, kemungkinan besar
Anda tidak berminat dan tidak berbakat di bidang atau mata pelajaran yang
nilainya D. Kemungkinan besar Anda tidak akan menekuninya dan kelak tidak akan
menjadikannya sebagai sumber nafkah. Lha, sudah tahu begitu, kok malah diulang-ulang?
Itu bukan saja membuat kesal, tapi juga menghabiskan waktu!
Bagaimana dengan bidang atau
mata pelajaran yang nilainya A? Kemungkinan besar, inilah minat dan bakat Anda.
Kemungkinan besar, Anda akan menekuninya dan kelak menjadikannya sebagai sumber
nafkah. Celakanya, sudah tahu begitu, kok malah tidak diulang? Padahal kalau
diulang, itu akan membuat Anda semakin ahli! Iya tho?
Misalnya, ada orang yang sudah
tiga kali menjajal bisnis makanan dan gagal terus. Nah, suatu saat, ia mencoba
bisnis pendidikan dan langsung berhasil. Lalu, ia mengembangkan bisnis
pendidikan tersebut dan selalu berhasil. Kemungkinan besar, ini adalah minat
dan bakatnya. Kemungkinan besar, ini cocok pula untuk dijadikan sumber
nafkahnya.
Pertanyaannya, ke depan
sebaiknya dia ‘mengulang’ bisnis makanan dan bisnis pendidikan? Bisnis yang
terbukti ia bernilai D atau bisnis yang teruji ia bernilai A? Orang waras akan
menjawab, yah tentu saja, bisnis yang teruji ia bernilai A, yaitu bisnis
pendidikan. Dan menariknya, itu akan membuatnya semakin ahli, semakin kaya, dan
ujung-ujungnya semakin bahagia.
Lantas, bagaimana kalau ternyata
dia dihadapkan dengan peluang emas di bisnis makanan, sementara di bisnis ini
sudah terbukti ia bernilai D? Itu sih gampang, ajak saja atau bermitralah
dengan si ahli yang teruji bernilai A di bisnis makanan. Ngapain ia repot-repot
belajar untuk mendapatkan nilai A? Ngapain ia memaksakan diri belajar dari nol?
Posting Komentar