Sebelum saya mengawali ini, ada
suatu cerita yang menarik untuk pembaca sekalian. Langsung saja nih ceritanya.
Suatu kesempatan, orang kaya bertanya kepada orang miskin.
“Kok nggak bersedekah,Mas?”
“Nggak ah! Takut berkurang, takut
miskin!”
“Takut miskin? Kayak pernah kaya
saja”
“Jangan ngeledek ya mas”
“ Mas, saya nasehatin nih.
Sebenarnya, orang miskin juga perlu bersedekah (QS. 65:7). Bilal saja pernah
disuruh oleh Nabi untuk bersedekah. Supaya rezekinya bertambah dan nasibnya
berubah”
“ Ah, banyak orang kaya yang
tidak bahagia.”
“Iya Mas, Tapi lebih banyak lagi
orang miskin yang tidak bahagia.”
“Jangan salah! Walaupun saya
miskin saya tidak pernah sombong.”
“Lha, itu sih namanya wajar Mas.”
“Ralat. Walaupun saya miskin saya
tidak pernah bohong. Saya selalu jujur.”
“Nah, jujurnya diterusin.
Miskinnya jangan diterusin.”
“Tapi miskin itu takdir.”
“Siapa bilang? Kalau Umar masih
hidup, pasti mas dibentaknya. Gini aja deh. Daripada cari-cari segobrak alas
an, mending mas koreksi diri dan cari buku tentang cara merubah nasib.”
Jauh-jauh hari Robert Kiyosaki
pernah mengutip sebuah perumpamaan kuno, “Jangan mengajari babi bernyanyi. Itu
hanya membuang waktu Anda dan itu hanya membuat babi terganggu”. Maksudnya,
jangan memberikan motivasi kepada orang yang tidak ingin kaya. Saya dan Ippho
percaya, perumpamaan tadi bukan untuk Anda. Kami juga percaya, Anda tidak akan
merasa terganggu dengan motivasi kaya seperti ini.
Jarang-jarang orang sadar bahwa
sekitar 5 persen penduduk dunia mengangkangi 80 persen kekayaan dunia. Apakah
itu kebetulan? Apakah itu takdir? Hmm. Bejibun orang bersikeras bahwa kaya dan
miskin itu takdir. Padahal….
- Telah dibahas sebelumnya bahwa Allah SWT hanya memberikan dua pilihan yaitu kekayaan dan kecukupan. Dia tidak pernah memberi kemiskinan.
- Ketika kalah dalam perang, Nabi tidak pernah mencari kesalahan dan menyalahi takdir melainkan dia berintrospeksi diri. Ini menandakan bahwa nabi tidak pernah menyalahi takdir. Kekalahan itu buah dari doa, ibadah, dan ikhtiar manusia.
- Demikian pula dengan kemiskinan adalah buah dari doa, ibadah, dan ikhtiar manusia.
- Jadi kaya atau miskin itu bukan takdir melainkan sebuah pilihan hidup.
Nasib berbeda dengan takdir.
Bicara soal takdir, rupa-rupanya takdir pun masih bisa diubah. Logikanya
begini.
- Allah-lah yang menetapkan takdir.
- Nah, sekiranya Dia mau mengubah nasib manusia. Apakah Dia bisa ?
- Yang pasti bisa lah! Kan Dia Maha Berkehendak!
- Yang pasti bisa lah! Kan Dia Maha Berkuasa!
- Pastilah Dia bisa mengubah segala sesuatu, termasuk takdir. Di mana Dia dapat meneruskan ketetapan itu, mengubahnya atau menghapusnya (QS. 13:39)
Saya akan mempersingkatnya saja
tentang cara mengubah takdir
- Silaturahmi dapat menambah umur
- Sedekah dapat mengubah takdir mubram
- Tidak ada yang dapat menolak takdir Allah kecuali, DOA
- Amal kebaikan kita dapat menambah umur.
- DOA bermanfaat terhadap sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi.
Ringkasnya, apabila Dia berkenan
mengubah nasib atau takdir maka akan terubahlah nasib atau takdir seseorang
dengan TRILOGI DII yaitu doa, ibadah, dan ikhtiar. Terjawablah
pertanyaan Anda !
- Berhentilah menyalahi nasib, takdir, dan Allah.
- Berhentilah menyalahkan kebijakan pemerintah, system pendidikan, latar belakang keluarga, atau siapapun.
- Para Pecundang menganggap orang lain lah yang bertanggung jawab atas dirinya.
- Para Pemenang sebaliknya.
- Kitalah yang bertanggung jawab terdahap kekayaan dan kemiskinan diri kita.
Kalau begitu catat ini baik-baik
dan renungkanlah. Cara Mengubah Takdir. Pertama yakin. Kedua , yakin.
Ketiga, yakin. Keempat, yakin. Kelima, yakin. Keenam, yakin. Ketujuh, yakin.
Kedelapan barulah Trilogi Doa, Ibadah, Ikhtiar.
Top Markotop Gan.....
keren :)
siiiippppp
hahahahahaha Subhaanallaaaah ternyata memang saya setuju dan bila perlu cara merubah takdir menjadi 1001 cara . . . . . . Syukron akhi .
Posting Komentar